Cool Blue Outer Glow Pointer

Sabtu, 28 Mei 2016

kelompok 7 ( belajar dan pembelajaran )


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Masalah Dalam Belajar ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
           Semoga makalah ini dapat dipahami bagi pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang



Makassar, 10 Maret 2016


Penyusun


 
BAB I

A.     PENDAHULUAN

Belajar merupakan suatu aktivitas dimana Manusia dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tahu menjadi semakin tahu, manusia bisa belajar dari orang lain dan bisa pula dari pengalaman.
Belajar sangatlah penting karena tanpa belajar kita tidak akan berkembang dan akan tertinggal oleh manusia yang lain. Namun dalam proses belajar bisa saja ada hambatan atau masalah dalam belajar, namun masalah seperti apakah itu ?

B.     RUMUSAN MASALAH

1.    Apa saja kesulitan dalam belajar ?
2.    Apa Faktor Intern yang berpegaruh pada proses belajar ?       
3.    Apa Faktor Ekstern yang berpegaruh pada proses belajar ?

C.      TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk lebih memahami masalah-masalah dalam belajar meliputi Kesulitan dalam belajar, Faktor intern pada proses belajar, dan Faktor ekstern pada proses belajar



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Kesulitan dalam belajar

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.

Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya:

1.    Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2.    Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3.    Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4.    Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5.    Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.

B.   Faktor Intern yang berpegaruh pada proses belajar

Proses belajar merupakan hal yang kompleks siswalah yang menentukan tejadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik.
Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar yaitu:

1.      Sikap terhadap Belajar
Sikap merupakan kemampuan memberiakan penilaian tentang sesuatu yang membawa diri sesuai dengan penilaian, adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerim, menolak,  atau mengabaikan.

2.      Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

3.      Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Untuk memperkuat perhatian pada pembelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar-mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.

4.      Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, nilai kesenian serta keterampilan mental dan jasmani.

5.      Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Kemampuan menyimpan dalam waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan, kemampuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa.

Cara melukiskan proses belajar sebagai berikut:
a)      Proses penerimaan merupakan kegiatan siswa melakukan pemusatan perhatian, menyeleksi, dan memberi kode terhadap hal yang dipelajari.
b)      Proses pengaktifan merupakan kegiatan siswa untuk menguatkan pesan baru, membangkitkan pesan dan pengalaman lama.
c)      Proses pengolahan merupakan proses belajar. Dalam tahap ini siswa menggunakan kesadaran penuh. Ia memikirkan tugas, berlatih, menarik kesimpulan, dan unjuk belajar.

d)     Proses penyimpanan merupakan saat memperkuat hasil beajar. Pebelajaran menggunakan berbagai teknik belajar agar tersimpan dalam ingatan, penghayatan dan keterampilan jangka panjang.
e)      Proses pemanggilan di mana pesan atau kesan lama diaktifkan kembali.

6.      Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterimah.

7.      Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Dalam belajar pada ranah kognitif ada gejala lupa. Lupa merukan peristiwa  biasa, meskipun demikian dapat dikurangi. Lupa pada ranah kognitif umumnya berlawanan dengan mengingat. Pesan yang dilupakan belum tentu berarti “hilang” dari ingatan.kadang kala siswa memerlukan waktu untuk “membangkitkan” kembali pesan yang “Terlupakan”.

Cara melukiskan suatu proses belajar yang memungkinkan terjadinya lupa yaitu:
a)      Pembelajar melakukan konsentrasi terhadap bahan ajar. Pemusatan perhatian tersebut dapat menurun karena lelah atau memang lemah. Akibatnya ada bahan ajar yang keluar dan tak terterimah.
b)      Pebelajar mengolah bahan ajar yang terterima.
c)      Apa yang terolah akan disimpan,tetapi ada bagian yang keluar.
d)     Dalam menghadapi tugas-tugas belajar lanjut,maka siswa akan menggali pengetahuan dan pengalaman belajar yang tersimpan.
e)      Pebelajar menggunakan pesan-pesan yang dipelajari untuk berprestasi.
8.      Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dan lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa.makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat. begitupun sebaliknya.

9.      Intelegensi dan Keberhasilan Belajar
Menurut wechler (monks & knoers, Siti Rahayu Haditono) inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secar terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut, menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.

10.  Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa:
a)      Belajar pada akhir semester
b)      Belajar tidak teratur
c)      Menyia-nyiakan kesempatan belajar
d)     Bersekolah hanya untuk bergensi
e)      Datang terlambat bergaya bermimpi
f)       Bergaya jantan separti merokok,sok menggurui teman lain
g)      Bergaya minta”belas kasihan” tanpa belajar.
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di kota besar,kota kecil,dan pelosok tanah air.

11.  Cita-Cita Siswa
Cita-cita merupakan motivasi intrinsik.tetapi adakalahnya” gambar yang jelas” tentang tokoh teladan bagi siswa belum ada. Akibatnya, siswa hanya berperilaku ikut-ikutan. Sebagai ilustrasi, siswa ikut-ikutan berkelahi, merokok sebagai tanda jantan, atau berbuat “jagoan” dengan melawan aturan. Dengan perilaku tersebut, siswa beranggapan bahwa ia telah “menempuh” perjalanan mencapai cita-cita untuk terkenal di lingkungan siswa sekota.
 
C.    Faktor Ekstern yang berpegaruh pada proses belajar

Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajar sebagai rekayasa pendidikan guru disekolah merupakan faktor ekstern belajar.

Faktor-faktor ekstern tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Guru sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pelajar yang mendidik.Guru mengajar siswa adalah seorang pribadi yang timbul menjadi penyandang profesi guru badang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.

Guru juga menumbuhkan diri secara profesional. Ia bekerja dan bertugas mempelajari profesi guru sepanjang hayat. hal-hal yang dipelajari oleh guru yaitu:
a)      Memiliki integritas moral kepribadian
b)      Memiliki integritas intelektual beriorientasi kebenaran
c)      Memiliki integritas religus dalm konteks pergaulan dalam masyarakat mejemuk
d)     Mempertinggi mutu keahlian bidang studi sesuai dengan kemmampuan ilmu pengetahuan,teknologi,dan seni.
e)      Memahami,menghayati dan mengamalkan etika profesi guru
f)       Bergabung dengan asosiasi profesi,serta
g)      Mengakui dan menghormati martabat siswa sebagai klien guru.

2.      Prasarana dan Sarana  Pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah,ruang belajar, lapangan olah raga,ruang ibadah,ruang kesenian,dan peralatan olah raga.sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran,buku bacaan,alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang lain.
Prasarana dan sarana proses belajar adalah barang mahal. Barang-barang tersebut dibeli dengan dengan uang pemerintah dan masyarakat. Maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah sisawa belajar.

Peran Guru adalah sebagai berikut:
1.      Memelihara, mengatur prasarana untuk menciptakan suasana belajar yang menggembirakan
2.      Memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada keberhasialan siswa belajar dan
3.      Mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sasaran secara tepat guna.

Peran siswa adalah sebagai berikut:
a)      Ikut serta memelihara dan mengatur prasarana dan sarana secara baik.
b)      Ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan prasarana dan sarana secara tepat guna,dan
c)      Menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi muda bangsa.

3.      Kebijakan Penilaian
Hasil belajar merupakan proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa.hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru dengan demikian,hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi.dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “ tingkat perkembangan mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar.” Tingkat perkembangan mental” tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.dan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pembelajaran. Hal ini terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran

4.      Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
Siswa-siswi di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa.dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peradaban tertentu.sebagai ilustrasi,seorang siswa dapat menjabat sebagai pengurus kelas, sebagai ketua kelas,sebagai ketua OSIS di sekolahnya, sebagai pengurus OSIS di sekolah-sekolah di kotanya, tingkat provinsi atau tingkat nasional.

Pengaruh lingkungan sosial tersebut berupa hal-hal berikut:
a)      Pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang akan berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar.
b)      Lingkungan sosial mewujud dalam suasana akrab,gembira,rukun dan damai; sebaliknya, mewujud dalam suasana perselisihan, bersaing, salah-menyalahkan dan cerai berai.
c)      Lingkungan sosial siswa di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh pada semangat belajar kelas.

5.      Kurikulum Sekolah
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum.kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah,atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan.kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan,isi pendidikan,kegiatan belajar-mengajar dan evaluasi.

Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah-masalah itu adalah:
a)      Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah.bila tujuan berubah, berarti pokok bahasan,kegiatan belajar-mengajardan evaluasi akan berubah.sekurang-kurangnya,kegiatan belajar perlu diubah.
b)      Isi pendididkan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran,buku bacaan dan sumber yang lain akan berubah.
c)      Kegiatan belajar-mengajar berubah; akibatnya guru harus mempelajari strategi, metode, teknik dan pendekatan mengajar yang baru.
d)     Evaluasi berubah; akibatnya guru akan mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar yang baru.



BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
·          Masalah belajar adalah suatu kondisi kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses belajar, bisa berkenaan dengan keadaan diri siswa itu sendiri  ataupun berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan
·          Masalah-masalah dalam belajar yang dialami siswa dapat dipengarhi oleh faktor internal yang berasal dari siswa itu sendiri dan faktor eksternal berupa pengaruh lingkungan sekolah, keluarga, maupn lingkngan sosial.
·          Guru hendaknya mampu mengetahui dan membantu siswa dalam mengatasi masalah dan kesulitan belajar yang dialami.

B.   Saran

Kesulitan siswa dalam belajar merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh para pendidik, terutama guru. Sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap permasalahan kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui berbagai media penanganan yang khusus intensif serta terpadu antara pendidik, siswa dan orang tua di rumah. Karena walau bagaimanapun juga sebagian waktu anak lebih banyak dihabiskan di rumah dari pada di sekolah di bawah pengawasan orang tua. Dalam hal ini pendidik dalam hal ini guru di sekolah dan orang tua di rumah dituntut untuk benar-benar mengerti akan tipe atau jenis masalah yang dihadapi oleh siswa atau anak. Dengan memahami jenis masalah, diharapkan pendidik mempu memberikan solusi penanggulangan sesuai dengan masalah yang bersangkutan.



DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar