Cool Blue Outer Glow Pointer

Sabtu, 28 Mei 2016

kelompok 9 ( belajar dan pembelajaran )


KATA PENGANTAR
      Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas  TENTANG  PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN, LANDASAN PEMBELAJARAN, KONDISI IDEAL BEAJAR.
     Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

     Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga  makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Makassar, 15 maret 2016
                       



BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Aktivitas pembelajaran merupakan aktivitas manusia sebahagai makhluk yang berbudaya (pendidikan sebagai gejala budaya), memberikan konsekuensi bahwa perbaikan dalam pembelajaran terus di lakukan. Diantaranya terdapat tiga landasan dalam kerja tersebut, yaitu landasan filosofis,landasan sosiologis dan landasan psikologis. Sistem pembelajaran yang ideal yaitu di mulai dari kelulusa tes atau kenaikan kelas dulu lebih sulit dari pada sekarang, di karenakan dulu sistem pembelajarn lebih mementingkan mutu maupun skill dan langkah lebih dekat dengan kesuksesan. Nilai sekarang lebih di butuhkan daripada jaman dahulu, tidak tentu nilai baik di dapat karena skill dan kemampuan yang baik karena jaman sekarang ada berbagai cara mendapatkan nilai baik dengan mudah dan sedikit usaha. Faktor yang mengahambat keberhasilan seorang peserta didik di dalam pembelajaran adalah kejenuhan.Seorang peserta didik akan merasa jenuh apabila model atau cara mengajar seorang guru monoton atau tidak bervariasi. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi,peran guru akan tetap di perluka. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan,tidak mungkin dapat mengganti peran guru.

B.  RUMUSAN MASALAH
a.       Apa sajakah peran guru dalam proses pembelajaran?
b.      Bagaimana landasan pembelajaran itu?
c.       Bagaimana semestinya kondisi yang ideal dalam pembelajaran?

C.  TUJUAN PENULISAN
a.       Untuk mengetahui apa sajakah peran yang dilakukan oelh seorang guru dam proses pembelajaran.
b.      Untuk mengetahuai tentang landasan dalam pembelajaran.
c.       Untuk mengetahui tentang kondisi yang ideal dalam proses pembelajaran agar siswa dapat belajar dengan optimal.
d.      Untuk menambah pengetahuan tentang peran guru dan mengetahui tentang pembelajaran yang baik.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi,peran guru akan tetap di perluka. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan,tidak mungkin dapat mengganti peran guru. Beberapa peran guru di jelaskan di bawah ini:
1.      Guru sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik baik atau tidak seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Apapun yang di tanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang di ajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan. Sebaliknya, dikatakan guru yang kurang baik manakala ia tidak paham tentang materi yang di ajarkannya. Ketidakpahaman tentang materi pelajaran biasanya di tujukan oleh perilaku-perilaku tertentu,misalnya teknik penyampaian materi pelajaran yang monoton, ia lebih sering duduk di kursi sambil membaca, suaranya lemah, tidak berani melakukan kontak mata dengan siswa, miskin dengan ilustrasi, dan lain-lain. Perilaku guru yang demikian bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan pada diri siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan kelas.
            Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.       Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak di bandingkan dengan siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang materi yang akan di kaji bersama siswa. Dalam perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, bisa jadi siswa lebih”pintar” di bandingkan guru dalam hal penguasaan informas. Oleh sebab itu, untuk menjaga agar guru tidak ketinggalan informasi sebaiknya guru memiliki bahan-bahan referensi yang lebih banyak di bandingkan siswa. Misalnya melacak bahan-bahan dari internet, atau dari bahan cetak terbitan terakhir, atau berbagai informasi dari media massa.
b.      Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat di pelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain. Siswa yang demikian perlu di berikan perlakuan khusus, misalnya dengan memberikan bahan pengayaan dengan menunjukkan sumber belajar yang berkenaan dengan materi pelajaran.
c.       Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan menentukan mana materi inti(core), yang wajib di pelajari siswa, mana materi tambahan, mana materi yang harus di ingat kembali karena pernah di bahas, dan lain sebagainya.Melaluai pemetaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.
2.      Guru sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran di mulai sering guru bertanya:Bagaimana caranya agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran? Pertanyaan itu sekilas memang ada benarnya. Melaluai usaha yang sungguh-sungguh, guru ingin agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran dengan baik. Namun demikian, pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran berorientasi pada guru. Oleh sebab itu, akan lebih bagus manakala pertanyaan tersebut di arahkan pada siswa, misalnya apa yang harus di lakukan agar siswa mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga tujuan belajar tercapai secara optimal.Pertanyaan tersebut mengandung makna kalau tujuan mangajar adalah mempermudah siswa belajar. Inilah hakikat peran falisitator dalam proses pembelajaran.
            Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus di pahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.
a.       Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut. Pemahaman akan fungsi media sangat di perlukan, belum tentu suatu media cocok di gunakan untuk mengajarkan semua bahan pelajarn. Setiap media memiliki karakteristik yang berbeda.
b.      Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus di miliki oleh seorang guru profesional. Dengan perancangan media yang di anggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
c.       Guru di tuntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaat kan berbagai sumber belajar. Perkembangan teknologi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir. Berbagai perkembangan teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa menggunakan berbagai pilihan media yang di anggap cocok.
d.      Sebagai fasilitator, guru di tuntu agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat mmemudahkan siswa menangkap peran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
3.      Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran atau learning manajer, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
            Menurut ivor K. Devais, salah satu kecenderungan yang sering di lupakan dalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru. Dalam hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran, Alvin C.Eurich menjelaskan prinsip-prinsip belajar yang harus di perhatikan guru, sebagai berikut:
a.       Segala sesuatu yang di pelajari oleh siswa, maka siswa harus mempelajarinya sendiri.
b.      Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing.
c.       Seorang siswa akan belajar lebih banyak apabila setiap selesai melaksanakan tahapan kegiatan di berikan reinforcement.
d.      Pengusaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
e.       Apabila siswa di beri tanggung jawab, naka ia akan lebih termotivasi untuk belajar.

Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus di lakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum, yaitu:
a.       Merencanakan tujuan belajar.
b.      Mengorganisasikan berbagain sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar.
c.       Meminpin, yang meliputi motivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.
d.      Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapain tujuan.
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manajer. Kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan di antaranya meliputi memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujan, menulis silabus kegiatan pembelajaran, menentukan topik-topik yang akan di pelajari, mengalokasikan waktu, serta menentukan sumber-sumber yang di perlukan. Melaui fungsi perencanaan ini, guru berusaha menjembatani jurang antara di mana murid berada dan ke mana mereka harus pergi. Keputusan semacam ini menuntut kemampuan berfikir kreatif dan imajinatif, serta meliputi sejumlah besar kegiatan yang pada hakikatnya tidak teratur dan tidak terstruktur.
Fungsi pengorganisasian melibatkan penciptaan secara sengaja suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta melaukukan pendelegasian tanggung jawab dalam rangka mewujudkan tujuan progeam pendidikan yang telah di rencanakan. Pengorganisasian, pengaturan-penngaturan sumber, hanyalah alat atau sarana saja untuk mencapai apa yang harus di selesaikan. Tujuan akhirnya adalah membuat agar siswa dapat bekerja dan belajar bersama-sama. Harus di ingat, pengorganisasian yang efektif hanya dapat di ciptakan manakala  siswa bisa belajar secara individual, karena pada dasarnya tujuan yang ingin di capai adalah siswa secara individual walaupun pengajaran itu di laksanakan secara klasikal. Keputusan yang berhubungan dengan pengorganisasian ini memerlukan pengertian mendalam dan perhatian terhadap siswa secara individual.
Fungsi memimpin atau mengarahkan adalah fungsi yang bersifat pribadi yang melibatkan gaya tertentu. Tugas memimpin ini adalah berhubungan dengan membimbing,mendorong, dan mengawasi murid, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah di tentukan.
Fungsi mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan rencana yang telah di susun. Dalam batas-batas tertentu fungsi pengawasan melibatkan pengambilan keputusan yang terstruktur, walaupun proses tersebut mungkin sangat kompleks, khususnya bila mengadakan kegiatan remedial.
4.      Guru sebagai deomstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang di sampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Dalam setiap aspek kehisupan, guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswa. Dengan demikian, dalam konteks ini guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap siswa. Kedua, sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pealajaran bisa lebih di pahami dan di hayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu,sebagai demonstrator erat kairtannya dengan peraturan strategi pembelajaran yang efektif.
5.      Guru sebagai pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa di lihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Di samping itu, setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.
Seorang guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi”ini atau jadi ”itu”. Siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang di milikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat, dan bakatnya. Inilah makna peran guru.
Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus di miliki, di antaranya: pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang di bimbingnya. Misalnya, pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang di miliki anak. Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus di berikan kepada mereka. Kedua, guru harus memahami dan teramil dalam merencankan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan di capai maupun merencanakan proses pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik apabila sebelumnya guru merencanakan hendak di bawa ke mana siswa, apa yang harus di lakukan dan lain sebagainya.
6.      Guru sebagai motivator
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan di sebabkan oleh kemampuannya yang kurang tetapi di karenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, bisa di katakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu di sebabkan oleh kemampuan yang rendah pula, tetapi mungkin di debabkan tidak adanya dorongan atau motivasi.
Woodwort(1955:337) mengatakan :”A motive is a set preditposes the individual of certain activities and for seeking certain goals”. Suatu motif adalah suatu set yang bisa membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dari definisi tersebut, kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang di lakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan di tentukan oleh kuat lemahnya motif yang di milik orang tersebut. Motivasi merupakan penjelmaan dari motif yang dapat di lihat dari perilaku yang di tunjukkan seseorang. Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab memang motivasi muncul karena kebutuhan. Seseorang akan bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menimbulkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru di tuntut kreatif menimbulkan motivasi belajar siswa. Di bawah ini di kemukakan beberapa petunjuk:
a.       Memperjelas tujuan yang ingin di capai.
b.      Membangkitkan minat siswa.
c.       Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
d.      Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
e.       Berikan penilaian.
f.       Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
g.      Ciptakan persaingan dan kerjasama.
7.      Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluatpr, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah di laukan.Terdapat dua fungsi dalam memerangkan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menetukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah di tentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melakukan seluruh kegiatan yang telah di programkan.
a.       Evaluasi untuk menentukan keberhasilan siswa
Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa, evaluasi memang memegang peranan yang sangat penting. Sebab, melalui evaluasi guru dapat apakah siswa yang di ajarnya sudah memilik kompetensi yang di tetapkan, sehingga mereka layak di berikan program pembelajaran baru; atau malah sebaliknya siswa belum bisa mencapai standar minimal, sehingga mereka perlu di berikan program remedial.
b.      Evaluasi untuk menetukan keberhasilan guru
Evaluasi bukan hanya di lakukan untuk siswa, tetapi dapat di gunakan untk menilai kenerja guru tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi apakah guru telah melaksanakan proses sesuai dengan perencanaan atau belum, atau apa sajakah yang perlu di perbaiki.

B.  LANDASAN PEMBELAJARAN
1.      Aktivitas pembelajaran merupakan aktivitas manusia sebahagai makhluk yang berbudaya (pendidikan sebagai gejala budaya), memberikan konsekuensi bahwa perbaikan dalam pembelajaran terus di lakukan.Oleh karena itu di perlukan landasan pembelajaran ya ng mantap agar perubahan yang di lakukan di dasarkan kajian-kajian yang bisa di pertanggung jawabkan.
Diantaranya terdapat tiga landasan dalam kerja tersebut, yaitu landasan filosofis,landasan sosiologis dan landasan psikologis.
a.       Peran landasan filosopis dalam memecahkan persoalan pembelajaran di indonesia
Landasan filosofis berfungsi sebagai asas ke rokhanian dan azaz moral sistem pendidikan nasional.karena itu kebijaksanaan, strategi dan proses pembinaan sumber daya manusia berkualitas sebagai tujuan pendidikan nasional bersumber dan di jiwai oleh azaz normative filsafat pendidikan bangsa Negara yaitu pancasila. Contohnya yaitu Guru dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam pembelajaran berdasarkan pancasila. Misalnya berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, mengutamakan musyawarah,tidak membedakan SARA, memberi nilai secara adil kepada seluruh siswa.
b.      Peran landasan sosiologis dalam memecahkan persoalan pembelajaran di indonesia
Sosial budaya merupakan bagian hidup yang paling dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial budaya. Sebab sebagian besar kegiatan manusia di lakukan secara kelompok termasuk kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran.Proses sosial dan interaksi sosial di dasari faktor-faktor berikut:
·         Imitasi atau peniruan, bisa bersifat positif atau negative. Contohnya anak akan meniru gaya berpakaian seorang guru yang rapi, atau selalu berdisiplin tetapi bisa juga anak akan meniru perilaku yang tidak baik dari guru. Jadi guru dalam hal ini menjadi teladan bagi anak. Kalau dalam proses pembelajaran, guru bersifat otoriter maka anak akan meniru sikap itu, mungkin pada adik kelasnya atau pada adiknya di rumah.
·         Sugesti akan terjadi kalua seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lainyang berwibawa atau berwenang atau mayoritas. Disekolah yang berwibawa misalnya guru, yang berwenang misalnya kepala sekolah dan mayoritas misalnya pendapat sebagian besar temannya.Sugesti ini memberi jalan bagi anak untuk mensosialisasi dirinya. Namun kalau anak terlalu sering mensosialisasi lewat sugesti dapat membuat daya fikir rasional terlambat.
·         Seorang anak juga dapat mensosialisasikan diri lewat identifikasi. Ia berusaha atau mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain baik secara sadar atau tidak sadar. Contohnya seorang anak mengidentifikasi guru putri yang cantik. Anak itu kemudian ingin secantik gurunya,paling sedikit dalam caranya berdandan.
·         simpati adalah faktor terakhir yang membuat anak mengadakan proses sosial. Simpati terjadi manakala seseorang tertarik kepada orang lain.Faktor perasaan memegang peranan penting dalam simpati. Oleh sebab itu hubungan yang akrab perlu di kembangkan peserta didik agar simpati ini mudah muncul, sosialisasi mudah terjadi dan anak-anak tertib mematuhi peraturan-peraturan kelas dalam belajar.
Untuk memudahkan sosialisasi dalam pendidikan maka guru menciptakan situasi terutama pada dirinya sendiri, agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi ini muncul pada diri anak didik. Misalnya guru harus menjadi contoh dalam berperilaku agar di tiru, di identifikasi dan anak-anak bersimpati kepadanya. Begitu pula dengan kondisi kelas, perlu di bina dengan baik agar sosialisasi anak tidak terhambat.
c.       Peran landasan psikologis dalam memecahkan persoalan pembelajaran di indonesi.
Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Makin besar anak makin berkembang pula jiwanya dengan melalui tahap-tahap tertentu hingga mencapai kedewasaan. Dalam perkembangan jiwa dan jasmani itulah seypogyanya anak-anak belajar sebab pada masa itu mereka peka belajar dan punya wakru banyak untuk belajar. Masa belajar ini bertingkat  tingkat sejalan dengan fase perkembangan mereka. Oleh karena itu layanan pendidkan terhadap mereka harus di buat bertingkat tingkat agar pelajaran dapat dipahami oleh anak-anak. Setiap anak juga punya gaya belajar dan pilihan terhadap lingkungan belajar yang berbeda-beda maka srategi yang di gunakan harus di sesuaikan. Bakat  anak juga berdeda, maka itu di usahakan pengembangan bakatnya. Contohnya Guru memberikan materi yang sesuai fase perkembangan siswanya, karena agar pembelajaran bermakna, guru memberikan strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

C.  KONDISI IDEAL PEMBELAJARAN
Sistem pembelajaran yang ideal yaitu di mulai dari kelulusa tes atau kenaikan kelas dulu lebih sulit dari pada sekarang, di karenakan dulu sistem pembelajarn lebih mementingkan mutu maupun skill dan langkah lebih dekat dengan kesuksesan. Nilai sekarang lebih di butuhkan daripada jaman dahulu, tidak tentu nilai baik di dapat karena skill dan kemampuan yang baik karena jaman sekarang ada berbagai cara mendapatkan nilai baik dengan mudah dan sedikit usaha. Materi jaman sekarang justru terlalu banyak, bahkan kebanyakan sehingga siswa mungkin punya nilai tidak baik karena terdorong dari malasnya belajar di karenakan beban atau tumpuan  materi yang melebihi beban yang dia mampu bahkan juga materi sekarang yang di persulit.
Solusi dalam mengatasi kejenuhan dalam pembelajaran:
Dalam pelaksanaa pembelajaran berlangsung di sekolah pada umumnya masih menghadapi masalah-masalah. Diantaranya adalah kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang di sampaikan. Keberhasilan belajar di tentukan dan di pengaruhi oleh beberapa aspek. Salah satu aspek penentunya adalah guru.
            Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang di lakukan dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
            Seorang guru akan memperoleh kapuasan, apabila telah melaksanakan tugas pembelajaran yang baik. Hal ini di tunjukkan dengan materi yang di sampaikan kepada siswa dapat di terima dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang di rencanakan dapat di capai. Pernyataan tersebut diperkuatoleh Hopkins ( dalam wardani, dkk:2003), yang berkaitan dengan isu-isu seputar profesional praktek di kelas kontrol sosial terhadap guru, serta kemanfaatan penelitian pendidikan, maka profesional tindakan kelas yang di lakukan oleh guru di pandang sebagai satu unjuk kerja seorang guru yang profesional. Guru yang berhasil harus mempunyai sikap dan keterampilan yang mendorong siswa aktif untuk berfikir dan mampu memecahkan masalah, serta menguasai sejumlah keterampilan di dunia pendidikan. Masalah penting yang mendasar bagi guru dalam proses belajar mengajar di kelas adalah bagaimana uapaya untuk memperbaiaki pembelajarannya sehingga materi yang di sampaikan dapat di mengerti dan di pahami oleh siswa dengan mudah.
            Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya di nyatakan dengan nilai. Hal ini di pertegas pendapat(Zinul, dkk:2004) bahwa tes hasil belajar adalah satu alat ukur yang paling banyak di gunakan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman dalam belajar mengajar.
                Faktor yang mengahambat keberhasilan seorang peserta didik di dalam pembelajaran adalah kejenuhan.Seorang peserta didik akan merasa jenuh apabila model atau cara mengajar seorang guru monoton atau tidak bervariasi. Mengapa demikian dan bagaimana solusianya? bahwa seorang siswa atau peserta didik membutuhkan suatu hal yang baru,karena denagan cara mengajar guru berpariasi siswa dapat beljar dengan maksimal,bahkan akan lebih mudah menrima penjelasan dari seorang guru. Disini guru harus terampil menggunakan variasi. Pengunaan variasi di sini di maksudkan agar peserta didik terhindar dari perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi muncul. Pengajan sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang dan menimbulkan rasa jengkel pada diri peserta didik. Karena itu keterampilan menggunakan variasi adalah sangat penting bagi guru sekolah dasar dalam upaya memelihara dan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
            Mengadakan variasi belahjar adlah menciptakan sesuatu yang baru dalam proses belajar mengajar, yang mengarahkan siswa, melibatkan siswa, sehingga sekolah tidaklah merasa sebagai beban yang berat, tetapi merasa menjadi sesuatu yang menyenangkan. Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktifitas belajar yang efektif. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk:
1. Mempertahankan kondisi optimal siswa
2.      menghilangkan kejenuhan dalam mengikuti proses belajar
3.      Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
4.      Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
Adapun jenis-jenis variasi yang bisa di pertimbangkan guru untuk di terapkan dalam pengajarannya di sekolah, antara lain:
1.      Variasi dalam gaya mengajar, yaitu penggunaan variasi yang berkaitan dengan gaya mengajar guru, seperti: variasi dalam suara, variasi dalam gerak dan mimik, posisi guru, kesenyapan, kontok pndang, pemusatan perhatian,dsb.
2.      Variasi dalam penggunaan media, bahwa media yang di gunakan harus bervariasi. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dalam mengenal dan memilih media.
3.      Variasi dalam penggunaan metode, sesuaikan bahan dan karakter siswa dengan metode pengajaran yang di olah guru dan gunakan beberapa metode untuk satu penyampaian pengarjaran.
4.      Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi ara artinya antara guru dengan peserta didik, atau peserta didik dengan pesrta didik lain dan guru.
Di sisi lain, untuk menghilangkan kejenuhan dalam proses belajar mengajar, selain menggunakan variasi, proses belajar mengajar juga harus menyenangkan. Dave Maieer(2002) dalam bukunya ” The accelerated learnig henbook” mengatakan; Menyenangkan dalam keadaan gembira bukan berarti mencipatakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan di sini bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan materi yangt di pelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiaraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Dan menciptakan kegembiaraan jauh lebih penting daripada teknik atau metode atau media yang mungkin di pilih untuk di gunakan. Untuk membangun suasana menyenangkan lanjut Mayye pada beberapa rumusan yang di ajukan:
1.      Bangkitnya minat belajar.
Dalam kamus bahasa indonesia, kata minat di artikan sebagai ”kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Dalam bahasa yang lebih simpel minat di artikan juga dengan ”gairah atau keinginan menggebuh-gebuh.
2.      Adanya keterlibatan penuh si pemelajar dalam mempelajari sesuatu
3.      Terciptanya makna
Makna berkaitan erat dengan masing-masing peribadi. Makna kadang muncul secara sangat kuat dalam konteks yang personal .
4.      Pemahaman atas materi yang di pelajari.
5.      Tentang nilai yang membahagiakan


BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Beberapa peran guru di jelaskan di bawah ini:
1.      Guru sebagai sumber belajar
2.      Guru sebagai Fasilitator
3.      Guru sebagai pengelola
4.      Guru sebagai deomstrator
5.      Guru sebagai pembimbing
6.      Guru sebagai motivator
7.      Guru sebagai evaluator
Diantaranya terdapat tiga landasan dalam kerja pembelajaran tersebut, yaitu landasan filosofis,landasan sosiologis dan landasan psikologis.
a.       Peran landasan filosopis dalam memecahkan persoalan pembelajaran di indonesia
b.      Peran landasan sosiologis dalam memecahkan persoalan pembelajaran di indonesia
c.       Peran landasan psikologis dalam memecahkan persoalan pembelajaran di indonesi.
Untuk membangun suasana menyenangkan lanjut Mayye pada beberapa rumusan yang di ajukan:
a.       Bangkitnya minat belajar.
b.      Adanya keterlibatan penuh si pemelajar dalam mempelajari sesuatu
c.       Terciptanya makna
d.      Pemahaman atas materi yang di pelajari.
e.       Tentang nilai yang membahagiakan

B.  SARAN
Setelah kami menggrjakan makalah ini, kami menginginkan makalah ini dapat berguna bagi kami dan orang yang membaca makalah ini. dan tak lua pula kita mengucapkan Alhamdulillah atas berkat dan karunia allalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. dan semoga makalah ini mendapat berkah dari-NYA.



DAFTAR PUSTAKA
SUMBER: http://Pendidikan peternakan-hariyatun.blogspot.co.id/2012/04 landasan-pembelajaran-soal-soal-html?m=1
SUMBER: Buku strategi pembelajaran,berorientasi standar proses pendidikan







Tidak ada komentar:

Posting Komentar