KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah
Masalah Dalam Belajar ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang
Makassar, 10 Maret 2016
Penyusun
BAB I
A.
PENDAHULUAN
Belajar merupakan suatu
aktivitas dimana Manusia dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tahu menjadi
semakin tahu, manusia bisa belajar dari orang lain dan bisa pula dari
pengalaman.
Belajar sangatlah penting
karena tanpa belajar kita tidak akan berkembang dan akan tertinggal oleh
manusia yang lain. Namun dalam proses belajar bisa saja ada hambatan atau
masalah dalam belajar, namun masalah seperti apakah itu ?
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kesulitan
dalam belajar ?
2. Apa Faktor Intern
yang berpegaruh pada proses belajar ?
3. Apa Faktor Ekstern
yang berpegaruh pada proses belajar ?
C.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk lebih memahami masalah-masalah dalam belajar meliputi Kesulitan
dalam belajar, Faktor intern pada proses belajar, dan Faktor ekstern pada
proses belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kesulitan dalam
belajar
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah
karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh
kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun
di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami
berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat
psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar
siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya:
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar
adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya
respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau
terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar
yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang
sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya,
mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan
lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana
proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun
sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan
alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki
postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley,
namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat
menguasai permainan volley dengan baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang
sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas
normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah
dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul
(IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat
rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah
siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar
mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar,
sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
B. Faktor Intern yang berpegaruh pada proses belajar
Proses belajar merupakan hal yang kompleks siswalah
yang menentukan tejadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi
masalahnya, maka ia tidak
belajar dengan baik.
Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa
yang berpengaruh pada proses belajar yaitu:
1. Sikap terhadap Belajar
Sikap merupakan kemampuan memberiakan penilaian
tentang sesuatu yang membawa diri sesuai dengan penilaian, adanya penilaian
tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerim, menolak, atau mengabaikan.
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar.oleh karena itu, motivasi belajar pada diri
siswa perlu diperkuat terus menerus.agar siswa memiliki motivasi belajar yang
kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan.
3. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan
kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Untuk memperkuat perhatian pada pembelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi
belajar-mengajar, dan
memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.
4. Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk
menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi
siswa.isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama,
nilai kesenian serta keterampilan mental dan jasmani.
5. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan
menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut
dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Kemampuan menyimpan dalam waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan, kemampuan menyimpan dalam waktu lama
berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa.
Cara melukiskan proses belajar sebagai berikut:
a) Proses penerimaan merupakan kegiatan siswa melakukan pemusatan perhatian,
menyeleksi, dan memberi
kode terhadap hal yang dipelajari.
b) Proses pengaktifan merupakan kegiatan siswa untuk menguatkan pesan baru, membangkitkan pesan dan pengalaman
lama.
c) Proses pengolahan merupakan proses belajar. Dalam tahap ini siswa menggunakan kesadaran penuh. Ia memikirkan tugas, berlatih, menarik kesimpulan, dan unjuk belajar.
d) Proses penyimpanan merupakan saat memperkuat hasil beajar. Pebelajaran menggunakan berbagai teknik belajar agar tersimpan
dalam ingatan, penghayatan dan
keterampilan jangka panjang.
e) Proses
pemanggilan di mana pesan atau kesan lama diaktifkan kembali.
6. Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan
yang telah diterimah.
7. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar
merupakan suatu puncak proses belajar. Dalam belajar pada ranah kognitif ada gejala lupa. Lupa merukan peristiwa biasa, meskipun demikian dapat dikurangi. Lupa pada ranah kognitif umumnya berlawanan dengan
mengingat. Pesan yang dilupakan belum tentu berarti
“hilang” dari ingatan.kadang kala siswa memerlukan waktu untuk “membangkitkan”
kembali pesan yang “Terlupakan”.
Cara melukiskan suatu proses belajar yang memungkinkan terjadinya lupa
yaitu:
a) Pembelajar melakukan konsentrasi terhadap bahan ajar. Pemusatan perhatian tersebut dapat menurun karena lelah atau memang lemah. Akibatnya
ada bahan ajar yang keluar dan tak terterimah.
b) Pebelajar mengolah bahan ajar yang terterima.
c) Apa yang terolah akan disimpan,tetapi ada bagian yang keluar.
d) Dalam menghadapi tugas-tugas belajar lanjut,maka siswa akan menggali
pengetahuan dan pengalaman belajar yang tersimpan.
e) Pebelajar
menggunakan pesan-pesan yang dipelajari untuk berprestasi.
8. Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan
diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat
timbul berkat adanya pengakuan dan lingkungan. Dalam proses belajar diketahui
bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang diakui
oleh guru dan rekan sejawat siswa.makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan
umum, dan selanjutnya
rasa percaya diri semakin kuat. begitupun sebaliknya.
9. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar
Menurut wechler (monks & knoers, Siti Rahayu
Haditono) inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan
untuk dapat bertindak secar terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien.
Kecakapan tersebut, menjadi aktual
bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
10. Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar
yang kurang baik. kebiasaan
belajar tersebut antara lain berupa:
a) Belajar pada akhir semester
b) Belajar tidak teratur
c) Menyia-nyiakan kesempatan belajar
d) Bersekolah hanya untuk bergensi
e) Datang terlambat bergaya bermimpi
f)
Bergaya jantan separti merokok,sok menggurui teman
lain
g) Bergaya minta”belas kasihan” tanpa belajar.
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di
sekolah yang ada di kota besar,kota kecil,dan pelosok tanah air.
11. Cita-Cita Siswa
Cita-cita merupakan motivasi intrinsik.tetapi
adakalahnya” gambar yang jelas” tentang tokoh teladan bagi siswa belum ada.
Akibatnya, siswa hanya berperilaku ikut-ikutan. Sebagai ilustrasi, siswa
ikut-ikutan berkelahi, merokok sebagai
tanda jantan, atau berbuat “jagoan” dengan melawan aturan. Dengan perilaku
tersebut, siswa beranggapan bahwa ia telah “menempuh” perjalanan mencapai
cita-cita untuk terkenal di lingkungan siswa sekota.
C. Faktor Ekstern yang berpegaruh pada proses belajar
Proses belajar
didorong oleh motivasi intrinsik siswa. disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila
didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat
meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajar sebagai rekayasa pendidikan guru
disekolah merupakan faktor ekstern belajar.
Faktor-faktor ekstern tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah
pelajar yang mendidik.Guru mengajar siswa adalah seorang pribadi yang timbul
menjadi penyandang profesi guru badang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi
juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang
mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup
sebagai manusia.
Guru juga menumbuhkan diri secara profesional. Ia bekerja dan bertugas
mempelajari profesi guru sepanjang hayat. hal-hal yang dipelajari oleh guru yaitu:
a) Memiliki integritas moral kepribadian
b) Memiliki integritas intelektual beriorientasi kebenaran
c) Memiliki integritas religus dalm konteks pergaulan dalam masyarakat mejemuk
d) Mempertinggi mutu keahlian bidang studi sesuai dengan kemmampuan ilmu
pengetahuan,teknologi,dan seni.
e) Memahami,menghayati dan mengamalkan etika profesi guru
f)
Bergabung dengan asosiasi profesi,serta
g) Mengakui dan
menghormati martabat siswa sebagai klien guru.
2. Prasarana dan Sarana Pembelajaran
Prasarana
pembelajaran meliputi gedung sekolah,ruang belajar, lapangan olah raga,ruang
ibadah,ruang kesenian,dan peralatan olah raga.sarana pembelajaran meliputi buku
pelajaran,buku bacaan,alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai
media pengajaran yang lain.
Prasarana dan sarana proses belajar adalah barang
mahal. Barang-barang tersebut dibeli dengan dengan uang pemerintah dan
masyarakat. Maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah sisawa belajar.
Peran Guru adalah sebagai berikut:
1. Memelihara, mengatur prasarana untuk menciptakan suasana belajar yang
menggembirakan
2. Memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada
keberhasialan siswa belajar dan
3. Mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sasaran secara
tepat guna.
Peran siswa adalah sebagai berikut:
a) Ikut serta memelihara dan mengatur prasarana dan sarana secara baik.
b) Ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan prasarana dan sarana secara
tepat guna,dan
c) Menghormati
sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi
muda bangsa.
3.
Kebijakan Penilaian
Hasil belajar merupakan proses belajar. Pelaku aktif
dalam belajar adalah siswa.hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar,
atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran
adalah guru dengan demikian,hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang
dari dua sisi.dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “ tingkat perkembangan
mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar.” Tingkat
perkembangan mental” tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.dan dari sisi
guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pembelajaran. Hal ini
terkait dengan tujuan penggal-penggal pengajaran
4.
Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
Siswa-siswi di sekolah membentuk suatu lingkungan
pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa.dalam lingkungan sosial
tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peradaban tertentu.sebagai
ilustrasi,seorang siswa dapat menjabat sebagai pengurus kelas, sebagai ketua
kelas,sebagai ketua OSIS di sekolahnya, sebagai pengurus OSIS di
sekolah-sekolah di kotanya, tingkat provinsi atau tingkat nasional.
Pengaruh lingkungan sosial tersebut berupa hal-hal
berikut:
a) Pengaruh kejiwaan yang bersifat
menerima atau menolak siswa, yang akan berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar.
b) Lingkungan sosial mewujud dalam suasana akrab,gembira,rukun dan damai; sebaliknya, mewujud dalam suasana perselisihan, bersaing, salah-menyalahkan dan cerai berai.
c) Lingkungan
sosial siswa di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh pada semangat
belajar kelas.
5.
Kurikulum Sekolah
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada
suatu kurikulum.kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional
yang disahkan oleh pemerintah,atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu
yayasan pendidikan.kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan,isi
pendidikan,kegiatan belajar-mengajar dan evaluasi.
Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah-masalah itu
adalah:
a) Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah.bila tujuan berubah, berarti pokok
bahasan,kegiatan belajar-mengajardan evaluasi akan
berubah.sekurang-kurangnya,kegiatan belajar perlu diubah.
b) Isi pendididkan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran,buku bacaan dan
sumber yang lain akan berubah.
c) Kegiatan belajar-mengajar berubah; akibatnya guru harus mempelajari
strategi, metode, teknik dan pendekatan mengajar yang
baru.
d) Evaluasi
berubah; akibatnya guru akan mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar
yang baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Masalah
belajar adalah suatu kondisi kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan
menghambat kelancaran proses belajar, bisa berkenaan dengan keadaan diri siswa
itu sendiri ataupun berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan
·
Masalah-masalah
dalam belajar yang dialami siswa dapat dipengarhi oleh faktor internal yang
berasal dari siswa itu sendiri dan faktor eksternal berupa pengaruh lingkungan
sekolah, keluarga, maupn lingkngan sosial.
·
Guru
hendaknya mampu mengetahui dan membantu siswa dalam mengatasi masalah dan
kesulitan belajar yang dialami.
B.
Saran
Kesulitan siswa dalam
belajar merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh para pendidik, terutama
guru. Sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap permasalahan kesulitan
belajar maka dapat ditempuh melalui berbagai media penanganan yang khusus
intensif serta terpadu antara pendidik, siswa dan orang tua di rumah. Karena
walau bagaimanapun juga sebagian waktu anak lebih banyak dihabiskan di rumah
dari pada di sekolah di bawah pengawasan orang tua. Dalam hal
ini pendidik dalam hal ini guru di sekolah dan orang tua di rumah dituntut
untuk benar-benar mengerti akan tipe atau jenis masalah yang dihadapi oleh
siswa atau anak. Dengan memahami jenis masalah, diharapkan pendidik mempu
memberikan solusi penanggulangan sesuai dengan masalah yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar