PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“ Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan ”
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 3 :
1. AYU
SAFITRI
2. NURFADILLAH
3. YUNITA
MAKMUR
4. WULAN
WARDANI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2015-2016
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
B.
RUMUSAN DAN PERTANYAAN
C.
TUJUAN
D.
METODE PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
A.
PAHAM NATIVISME
B.
PAHAM ENVIRONMENTALISME
BAB III ANALISIS
A.
ANALISIS TEORETIS
B.
ANALISIS PRAKTIS
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
KESIMPULAN
B.
REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb.
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN” ini dengan baik.
Makalah
ini berisi ulasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.
Faktor-faktor ini meliputi faktor pengaruh nature yang direfleksikan dari paham
nativisme, faktor pengaruh nurture yang terefleksikan dari paham
environmentalisme dan gabungan keduanya dalam aliran konvergensi.
Kelompok
kami telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. mohon maaf
apabila ada kesalahan yang terdapat dalam makalah kami.
Terima
kasih.
Kelompok 3
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Perkembangan merupakan suatu proses
perubahan seorang individu untuk lebih maju. Dalam proses ini banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu, pendidikan, pergaulan,
lingkungan, keluarga dan lainnya. Misalnya kita setiap hari banyak menemui orang-orang,
yang satu baik dan aktif, yang satu terbilang nakal. Apa pandangan kita
terhadapnya? Tentu berbeda bukan?
Fakta dalam keseharian itu yang
memunculkan pertanyaan. Mengapa dia demikian? Apa penyebabnya? Para ahli yang
mendalami hal ini memiliki pandangan-pandangan yang berbeda. Karena itu,
terbentuk aliran-aliran atau paham tertentu tentang faktor yang mempengaruhi
perkembangan. Dalam makalah ini hanya akan dipaparkan 3 paham tentang
perkembangan yaitu : Nativisme, environmentalisme / empirisme, dan konvergensi.
Bahasan ketiga faktor tersebut juga akan dimunculkan dengan pengaruh bagi dunia
pendidikan.
B. Rumusan dan Pertanyaan
1.
Apa
itu aliran nativisme?
2.
Apa
itu aliran environtmentalisme?
3.
Apa
itu konvergensi?
4.
Apa
pengaruh ketiga aliran tersebut dalam perkembangan dan pendidikan individu?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
2.
Mengetahui
hubungan dari faktor nature terhadap perkembangan yang merefleksikan paham
nativisme
3.
Mengetahui
hubungan dari faktor nuture terhadap perkembangan yang merefleksikan paham
environmentalis
4.
Mengetahui
determinasi faktor nature dan nuture dalam perkembangan aspek-aspek psikofisis
individu serta implikasinya dalam pendidikan sebagai refleksi dari aliran
konvergensi.
D. Metode Pembahasan
Menggunakan studi literatur yaitu,
mengumpulkan literatur buku, artikel dan jurnal yang kemudian di pelajari
sesuai dengan tema yang diperlukan. Kemudia memahami data dan menuliskan
kembali pokok-pokok materi dari literatur tersebut.setelah itu kami kembangkan semua
data tersebut dengan bahasa kami sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
TEORI
A.
Paham Nativisme
1.
Pengertian
Teori Nativisme
Pada hakekatnya aliran nativisme
bersumber dari leibnitzian tradition yang menekankan pada kemampuan dalam diri seorang
anak, oleh karena itu faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan ditentu kan oleh
pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orangtua.
Tokoh aliran Nativisme adalah
Schopenhauer ( 1788-1880) Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu
ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh
terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan
ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran
ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme
berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat,
dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan
anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi
perkembangan anak itu sendiri.
Pandangan itu tidak menyimpang dari
kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi
sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan
tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia,
yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta
kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada
yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada
pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal
dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang
mungkin melebihi ke-mampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada
setengah kemampuan orangtuanya.
Dalam teori ini dinyatakan bahwa
perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir atau bakat. Teori ini
muncul dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat
idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan
oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati. Teori ini
dipelopori oleh filosof Jerman Arthur Schopenhauer (1788-1860) yang beranggapan
bahwa faktor pembawaan yang bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh alam
sekitar atau pendidikan. Dengan tegas Arthur Schaupenhaur menyatakan yang jahat
akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik. Pandanga ini sebagai lawan
dari optimisme yaitu pendidikan pesimisme memberikan dasar bahwa suatu
keberhasilan ditentukan oleh faktor pendidikan, ditentukan oleh anak itu
sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab lingkungan itu tidak akan
berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Walaupun dalam kenyataan sehari-hari
sering ditemukan secara fisik anak mirip orang tuanya, secara bakat mewarisi
bakat kedua orangtuanya, tetapi bakat pembawaan genetika itu bukan satu-satunya
faktor yang menentukan perkembangan anak, tetapi masih ada faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan anak menuju kedewasaan, mengetahui
kompetensi dalam diri dan identitas diri sendiri (jatidiri).
2. Faktor Perkembangan Manusia Dalam
Teori Nativisme
·
Faktor
genetic
Adalah faktor gen dari kedua
orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia.
Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang penyanyi maka
anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya
besar.
·
Faktor
Kemampuan Anak
Adalah faktor yang menjadikan
seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih
nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya
adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap anak
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan
minatnya.
·
Faktor
Pertumbuhan Anak
Adalah faktor yang mendorong anak
mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara
alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia kan bersikap enerjik,
aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika
pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat dan
kemampuan yang dimiliki.
3. Tujuan Teori Nativisme
Didalam teori ini menurut G.
Leibnitz:Monad “Didalam diri individu manusia terdapat suatu inti pribadi”.
Sedangakan dalam teori Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860) dinyatakan bahwa
perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir atau bakat. Sehingga
dengan teori ini setiap manusia diharapkan:
·
Mampu
memunculkan bakat yang dimiliki
Dengan teori ini diharapkan manusia
bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat
yang bisa dikembangkannya. Dengan adanya hal ini, memudahkan manusia
mengembangkan sesuatu yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya.
·
Mendorong
manusia mewujudkan diri yang berkompetensi
Jadi dengan teori ini diharapkan
setiap manusia harus lebih kreatif dan inovatif dalam upaya pengembangan bakat
dan minat agar menjadi manusia yang berkompeten sehingga bisa bersaing dengan
orang lain dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang semakin lama semakin
dibutuhkan manusia yang mempunyai kompeten lebih unggul daripada yang lain.
·
Mendorong
manusia dalam menetukan pilihan
Adanya teori ini manusia bisa
bersikap lebih bijaksana terhadap menentukan pilihannya, dan apabila telah
menentukan pilihannya manusia tersebut akan berkomitmen dan berpegang teguh
terhadap pilihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya adalh
yang terbaik untuk dirinya.
·
Mendorong
manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang
Teori ini dikemukakan untuk
menjadikan manusia berperan aktif dalam pengembangan potensi diri yang dimilii
agar manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati diri manusia.
·
Mendorong
manusia mengenali bakat minat yang dimiliki
Dengan adanya teori ini, maka
manusia akan mudah mengenali bakat yang dimiliki, denga artian semakin dini
manusia mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu manusia dapat lebih
memaksimalkan baakatnya sehingga bisa lebih optimal.
4. Benar Tidaknya Teori Nativisme
Benarkah perkembangan itu
dipengaruhi oleh pembawaan? Untuk membuktikan kebenaran itu dapat diambil
beberapa contoh. Misalnya kalau orang tuanya seorang penyanyi maka anaknya akan
menjadi seorang penyanyi juga. Kalau orang tuanya seorang pelukis maka anaknya
akan menjadi seorang pelukis juga. Contoh lainnya, seorang anak yang tidak
berpembawaan usahawan biarpun dibesarkan dalam lingkungan keluarga usahawan,
maka hasilnya akan minim sekali. Bahkan akan tertekan dan merasa jika
dipaksakan.
Dua contoh diatas lebih merupakan
contoh pembawaan karena faktor keturunan, karena ada kemungkinan menjadi
seorang penyanyi atau pelukis tersebut diwariskan oleh orang tuanya melalui
sel-sel kelamin. Tetapi bisa juga tidak karena keturunan jika pembawaannya
semata-mata memang karena keunikannya dengan pribadi yang lain. Sedangkan
contoh yang terakhir lebih dapat merupakan contoh pembawaan karena bakat, sebab
bukan karena diwariskan karena sel-sel kelamin, dari sama sekali tidak ada
kemiripan dengan keluarganya. Jika orang tuanya usahawan tentunya anaknya juga
mempunyai pembawaan usahawan.
Benarkah perkembangan anak
semata-mata ditentukan oleh faktor pembawaan ? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut dapat digambarkan contoh Ilustrasi sebagai berikut. Apakah keluarga
seorang yang baik pasti akan mempunyai anak yang baik ? Apakah seorang dari
keluarga yang kurang baik akan mendapatkan anak-anak yang kurang baik saja? atau
dengan pertanyaan sebaliknya, apakah anak-anak yang jelek pasti dari keluarga
yang jelek saja? Tentu saja jawabannya, tidak. Berarti ada faktor lain di luar
diri anak tersebut, bukan semata-mata karena pembawaannya (yang bersifat
keturunan). Contoh lain bahwa perkembnagan bukan semata-mata ditentukan oleh
pembawaan (yang bersifat bakat). Apakah anak yang kembar akan menjadi pribadi
yang sama? Sama-sama menjadi baik atau sama-sama menjadi anak yang jelek?
Coba simak cerita tentang anak
manusia yang hidup di bawah asuhan serigala. la bernama Robinson Crussoe.
Crussoe sejak bayi hidup di tengah hutan rimba belantara yang ganas. la tetap
hidup dan berkembang atas bantuan air susu serigala sebagai induknya. Serigala
itu memberi Crussoe makanan sesuai selera serigala sampai dewasa. Akhirnya,
Crussoe mempunyai gaya hidup, bicara, ungkapan bahasa, dan watak seperti
serigala, padahal dia adalah anak manusia. Kenyataan ini pun membantah teori
Nativisme, sebab gambaran dalam cerita Robinson Crussoe itu telah membuktikan
bahwa lingkungan dan didikan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan anak.
B.
Paham Environmentalisme
1. Pengertian Environmentalisme
Environmentalisme adalah gerakan
sosial yang dimotori kaum penyelamat lingkungan hidup. Gerakan ini berusaha
dengan segala cara, tanpa kekerasan, mulai dari aksi jalanan , lobi politik
hingga pendidikan publik untuk melindungi kekayaan alam dan ekosistem. Kaum
environmentalis peduli pada isu-isu pencemaran air dan udara, kepunahan
spesies, gaya hidup rakus energi, ancaman perubahan iklim dan rekayasa genetika
pada prodk-produk makanan.
Environmentalisme menurut beberapa
tokoh;
·
Monkhouse
(1970) dalam The Dictionary of Geography, environmentalisme didefinisikan
sebagai doktrin falsafah yang menekankan pengaruh alam sekitar ke atas corak
kehidupan manusia.
·
Bullock
(1977) dalam The Fontana Dictionary of Modern Thought mendefinisikan
environmentalisme sebagai doktrin falsafah yang memberi penekanan kepada faktor
alam sekitar fizikal seperti iklim dunia, dihubungkan dengan aktiviti manusia.
·
T.O'Riordan
(1976) dalam bukunya Environmentalism memperluaskan ruang lingkup konsep
environmentalisme dengan mendefinisikannya kepada tiga aspek yaitu;
o
Environmentalisme
merujuk kepada falsafah alam sekitar, yaitu falsafah yang membentuk nilai atau
moral sebagai pertimbangan kepada persepsi seseorang akan hubungannya alam
sekitar.
o
Environmentalisme
merujuk kepada ideologi alam sekitar, yaitu aliran-aliran pemikiran yang
berkait dengan alam sekitar yang mencorakkan bidang-bidang kehidupan yang lain
sebagai formula ke arah pembentukan polisi alam sekitar.
o
Environmentalisme
merujuk kepada perubahan reka bentuk alam sekitar iaitu aplikasi yang praktikal
bagi memanifestasikan falsafah alam sekitar sebagai rancangan bertindak bagi
semua peringkat
2. Sejarah Environmentalisme
Environmentalisme muncul setelah
Revolusi Industri di prancis yang menimbulkan pencemaran lingkungan modern
seperti yang umum terjadi saat ini. Munculnya pabrik-pabrik besar dan
eksploitasi dalam jumlah besar dari batubara dan bahan bakar fosil menimbulkan
polusi udara dan pembuangan limbah industri kimia dengan volume besar ditambah
dengan Perkembangan urbanisasi yang pesat pula menyebabkan kepadatan penduduk.
Langkah pertama yang diambil untuk mengontrol kondisi ini adalah dengan
munculnya British Alkali Acts yang disahkan pada 1863, untuk mengatur polusi
udara yang merugikan ( gas asam klorida ) yang merupakan hasil dari proses
Leblanc , yang digunakan untuk menghasilkan abu soda . Environmentalisme tumbuh
dengan pesat, yang merupakan reaksi terhadap industrialisasi , pertumbuhan
kota, dan udara memburuk dan pencemaran air .
Kesadaran secara langsung tentang
krisis alam sekitar mulai timbul dari terbitnya sebuah buku yang bertajuk
Silent Spring pada tahun 1962. Buku ini adalah hasil kajian seorang saintis
wanita yang bernama Rachel Carson. Walaupun buku ini hanya menumpukan
penjelasan si penulis mengenai dampak pencemaran akibat industri kimia terhadap
alam sekitar, ia berjaya menyadarkan masyarakat dunia mengenai krisis alam
sekitar yang semakin meluas akibat perkembangan sains dan teknologi di zaman
moden.
Kesadaran mengenai kondisi alam
sekitar yang dicetuskan Rachel Carson ini bukan saja menarik perhatian golongan
saintis tetapi turut mempengaruhi para ahli di bidang-bidang yang lain. Pada
tahun 1967 seorang ahli sejarah, Lynn White Jr., menulis sebuah artikel yang
bertajuk The Historical Roots of Our Ecological Crisis. Artikel ini memuatkan
pandangannya mengenai dengan faktor utama yang menyebabkan terjadinya krisis
alam sekitar. Menurut beliau, faktor utama yang menyebabkan krisis alam sekitar
ialah doktrin Yahudi-Kristian yang melahirkan suatu pandangan umum atau
worldview dalam kehidupan manusia, yaitu mereka diizinkan oleh Tuhan
mengeksploitasikan alam sekitar demi kelangsungan hidup mereka. Lynn White Jr.
mendakwa dengan berpegang kepada pandangan umum tersebut masyarakat barat
khasnya menggunakan sains dan teknologi secara dinamik untuk mengeksploitasi
alam sekitar tanpa batasan. Fenomena inilah yang menyebabkan gangguan dan
kemerosotan kualiti alam sekitar secara lokal dan global.
Kesedaran akan pentingnya
pemuliharaan alam sekitar mulai bangkit di dunia barat merupakan dampak dari
krisis alam sekitar yang melanda mereka. Kemudian kesadaran itu berkembang ke
seluruh pelosok dunia sehingga menyamakan pemikiran masyarakat dunia. Menurut
Zaini Ujang (1992) kesadaran itu begitu meluas sepanjang abad ke 20 sehingga
mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, malah kemunculannya menjadi alternatif
kepada pembentukan tata baru dunia atau new world order.
3. Konsep Pemikiran Environmentalisme
konsep environmentalisme dapat
dibagikan kepada tiga aspek utama yaitu;
·
Environmentalisme
adalah sebagai suatu konsep yang berhubungan erat dengan falsafah alam sekitar.
Falsafah alam sekitar yang dimaksudkan adalah perbahasan berkenaan hakikat
sebenarnya hubungan manusia dan alam sekitar. Falsafah alam sekitar juga
menjelaskan bagaimana sebenarnya perilaku yang harmoni terhadap alam sekitar
dan bagaimana pula perilaku yang mengganggu keseimbangannya.
·
Environmentalisme
adalah satu konsep yang berhubungan erat dengan perjuangan berasaskan ideologi
alam sekitar. Ideologi merujuk kepada suatu doktrin yang diyakini oleh
seseorang individu ataupun suatu kelompok yang menjadi dasar kepada kegiatan
yang dilakukan. Perjuangan yang berasaskan ideologi alam sekitar ini berusaha
menerapkan ideologi tersebut ke dalam pemikiran masyarakat luas sebagai agenda
bertindak dalam lapangan kehidupan. Apabila ideologi ini mendasari seluruh agenda
bertindak masyarakt manusia, maka niscaya akan membawa kelestariian terhadap
alam sekitar.
·
Environmentalisme
adalah suatu konsep yang berhubungan erat dengan perancangan pengamanan alam
sekitar. Dengan pengertian lain, environmentalisme merujuk kepada pihak
berwenang berasaskan idealisme alam sekitar agar dilaksanakan di semua aspek.
BAB III
ANALISIS
A. Analisis Teoretis
Berdasarakan uraian-uraian teori
diatas yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa yaitu
:
1. Aliran Nativisme
“Perkembangan manusia ditentukan
oleh pembawaannya sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh
apa-apa.”
Kaum nativisme ini berpendapat bahwa
nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sementara pengaruh
lingkungan hidupnya hanya sedikit saja, baik-buruknya perkembangan anak
sepenuhnya tergantung pada pembawaannya (“Moch. Kasiram, 1983.27”)
Jadi menurut kaum nativisme sifat
pembawaan itu mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan individu.
Pendidikan dan pengaruh lingkungan hidup hampir tidak ada terhadap perkembangan
anak, akibatnya para ahli pengikut aliran nativisme mempunyai pandangan yang
pesimistis terhadap pengaruh pendidikan dan pada umumnya teori nativisme
dijaman sekarang telah ditinggalkan orang.
2. Aliran Environmentalisme
“Perkembangan manusia itu
semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman, pendidikan, pembawaan
dan bakat tidak ada pengaruh.”
Dimana dipelopori oleh John Lock
dengan teori tabula rasa yang diungkapkannya bahwa anak lahir seperti kertas
putih yang belum mendapatkan coretan sedikitpun akan dijadikan apa kertas itu
terserah kepada yang menulisnya. Aliran ini menimbulkan adanya optimisme dalam
bidang pendidikan dan menimbulkan keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang
terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan, watak, sikap, dan
tingkah laku manusia dianggapnya bisa dipengaruhi seluas-luasnya oleh
pendidikan yang dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas. Bahaya yang
ditimbulkan dari pandangan ini dapat mengakibatkan anak tidak diperlakukan
sebagai anak tetapi diperlakukan semata-mata menurut keinginan orang dewasa
sedangkan pribadi anak sering diabaikan dan kepentingannya tidak diperdulikan.
3. Aliran Konvergensi
“Gabungan antara aliran enviromentalisme
dengan aliran nativisme.”
Aliran konvegensi menggabungkan arti
penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia.
Para penganut aliran konvergensi
berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama
besar dalam menentukan masa depan seseorang.
Banyak bukti yang menunjukan bahwa
watak dan bakan seseorang tidak sama dengan orangtuanya setelah ditelusuri
ternyata watak dan bakat orang tersebut sama dengan kakek atau ayah dan ibu
kakeknya. Dengan demikian tidak semua bakat dan watak seseorang dapat
diturunkan secara langsung.
B. Analisis Praktis
1. Aliran Nativisme / Konsep Nature
Faktor pembawaan bersifat kodrati
tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar dan pendidikan (Arthur
Schaupenhauer (1788-1860).
Jadi, beberapa pengaruh yang mungkin
terjadi pada individu sesuai paham nativisme :
·
Individu
yang menganut faham nativisme,akan cenderung berpengetahuan terbatas karena
hanya menitikberatkan pada pembawaan bersifat kodrati yang diturunkan dari
orang tua, jadi tidak ada usaha untuk belajar karena semua itu dia anggap akan
sia-sia.
·
Dalam
segi pergaulan orang yang menganut faham nativisme juga akan terbatas, karena
lingkunganya hanya sebatas dimana tempat dia tinggal dan dimana dia melakukan
aktivitasnya.
Untuk mendukung teori tersebut di
era sekarang banyak dibuka pelatiahan dan kursus untuk pengembangan bakat
sehingga bakat yang dibawa sejak lahir itu dilatih dan dikembangkan agar setiap
individu manusia mampu mengolah potensi diri. Sehingga potensi yang ada dalam
diri manusia tidak sia-sia kerena tidak dikembangkan, dilatih dan dimunculkan.
2. Aliran Environmentalisme / Konsep
Nurture
Aliran environmentalisme yang
menitik beratkan pada pengaruh lingkungan dapat memunculkan suatu sikap yang
mencerminkan pendidikan atau pengalaman tetapi tidak menghilangkan sifat dasar
dari individu tersebut. Contohnya : kondisi sebuah kelompok masyarakat yang
betrdomosili di kawasan kumuh dengan kemampuan ekonomi di bawah garis rata-rata
dan tanpa fasilitas umum seperti mesjid, sekolah, dan lapangan olahraga telah
terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Anak-anak
di lingkungan seperti ini memang tak punya cukup alas an untuk tidak menjadi
brutal lebih-lebih apabila kedua orang tuanya kurang atau tidak berpendidikan.
Untuk mendukung teori di atas, zaman
sekarang banyak digalakkan program-program pemberdayaan pusat rehabilitasi. Hal
ini dimaksudkan agar lingkungan yang baik akan berdampak baik pula bagi
individu tersebut.
3. Aliran Konvergensi
Perpaduan antara kedua teori di atas
menciptakan konvergensi yang pengaruhnya seolah berimbang. Insividu yang
terlihat, ia dapat menyeimbangkan antara bakat yang ia miliki dengan lingkungan
tempat ia berada. Contoh : seorang anak yang normal, pasti memiliki bakat untuk
berdiri tegak di atas kedua kakinya, tetapi apabila anak tersebut tidak hidup
di lingkungan masyarakat manusia, misalnya kalau ia di buang ke tengah hutan
belantara dan tinggal bersama hewan, maka bakat berdiri yang ia miliki, secara
turun-temurun dari orang tuanya itu, akan sulit diwujudkan. Jika anak tersebut
di asuh oleh sekelompok serigala, tentu ia akan berjalan di atas kedua kaki dan
tangannya, ia akan merangkak seperti serigala pula, jadi bakat dan pembawaan
dalam hal ini jelas tidak ada pengaruhnya apabila lingkungan atau pengalaman
tidak mengembangkannya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
Factor- factor yang mempengaruhi
perkembangn suatu individu banyak sekali ragamnya. Tetapi, yang paling dominan
di antaranya muncul ketiga aliran :
·
Aliran
nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Arthur Schopenhauer. Paham yang
di anut yaitu perkembangan individu mutlak di pengaruhi oleh hereditas atau
pembawaannya.
·
Aliran
environmentalisme
Aliran ini dipelopori oleh John Locke. Pada hali ini, John
Locke berpendapat bahwa perkembangan individu hanya dipengaruhi oleh
lingkunannya seperti pendidikan dan pengalaman. Hereditas atau pembawaan tidak
berarti apapun.
·
Aliran
konvergensi
Aliran konvergensi dikemukakan oleh Louis William Stern. Dia
menggabungkan antara pendapat nativisme dan environmentalisme. Baginya,
perkembangan individu ditentukan oleh gabungan antara pembawaan dan
lingkungannya.
B.
Rekomendasi
Bagi para pendidik yang mengalami
masalah dalam kegiatan belajar mengajar, dan bermasalah dengan peserta didk,
sebelum anda menyalahkan, memarahi, atau menilai perserta didik tersebut, ada
baiknya kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku dan sikap
dia. Karena dalam perkembangan hidup seseorang dipengaruhi olek fator internal
dan eksternal, jadi kita harus mempelajari karakter setiap orang yang
berbeda-beda. Setelah kita pelajari dan mendapat jawaban dari semuanya, kita
harus mengambil tindakan jika itu positif kita arahkan agar perkembangannya
baik sedangkan jika itu negatif kita harus memberi arahan dan bimbingan penuh
agar faktor negatif yang melekat itu berkurang dan tertutup oleh arahan dan
pandangan dari kita sebagai pendidik sehingga peserta didik kita dapat
berkembang kearah yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin. 2009.Psikologi Pendidikan
Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena. Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA
B uno, Hamzah.2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara
Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Syah, muhibbin.2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Yusuf, Syamsu,dkk.2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Grafindo Persada
B uno, Hamzah.2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara
Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Syah, muhibbin.2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Yusuf, Syamsu,dkk.2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar