Cool Blue Outer Glow Pointer

Sabtu, 11 Juni 2016

PTA KELOMPOK 4


Enhancing morale and securing cooperation by depersonalizing the authority relationship
artinya
Meningkatkan moral dan mengamankan kerjasama dengan depersonalizing hubungan otoritaS”
Mary Parker Follett (lahir di Massachusetts, Amerika Serikat, 3 September 1868 – meninggal di Boston, 18 Desember 1933 pada umur 65 tahun) merupakan seorang pekerja sosial dan philosopi sosial. Ia mengemukakan 3 pendapat utama yang amat penting dalam bidang pengurusan pada masa dahulu kala sehingga sekarang. Yakni:
1.      Sesebuah organisasi seharusnya dijalankan sebagai komuniti khususnya di antara pihak pengurus dan pihak bawahan agar berkerjasama di antara satu sama lain bagi mewujudkan keadaan yang harmoni dalam sesebuah organisasi.
2.      Masalah sepatutnya diselasikan di antara pihak pengurus dan pihak perkerja agar sesuatu penyelasaian dapat dicapai yang akan memuaskan kedua-dua pihak.
3.      Pengurus sepatutnya bertindak sebagai pembimbing dalam sesebuah organisais dan perjalanan dalam perkerjaan sepatutnya dibawah kawalan perkerja.

SEJARAH PEMIKIRAN MANAJEMEN
HUMAN RELATIONS
Management as Moral Leadership
of Bottom-Up Power

PENGERTIAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Yang dimaksud dengan hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Dalam hal ini berusaha mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahasnya untuk mencari pemecahan. Hubungan antar manusia yang merupakan pelaksanaan ketrampilan dimana seseorang belajar menghubungkan diri dengan lingkungan sosialnya

TUJUAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA 
Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena di dalam masyarakat/lingkungan sosial, setiap orang mempunyai kepentingan dan harapan yang berbeda-beda atau bersaing satu sama lain. Suksesnya hubungan antar manusia sebagai akibat tidak mengabaikan sopan santun, ramah tamah, hormat menghormati dan menghargai orang lain dan faktor etika. Hubungan antar manusia yang baik akan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi, mencegah salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia yang dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Wawancara merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan dalam hubungan antar manusia. Antara lain digunakan dalam pemeriksaan. Dalam melakukan wawancara aktivitas yang utama terletak pada pewawancara agar hubungan antar manusia dalam wawancara mendapatkan informasi yang obyektif dan akurat, maka perlu memperhatikan :
1. Cara bertanya yang baik
2. Sebagai pendengar yang baik
3. Bagaimana memulai suatu percakapan
4. Bagaimana melakukan anamnese
5. Memberikan konseling

FAKTOR YANG MENDASARI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Hubungan antar manusia melibatkan individu secara utuh baik secara fisik maupun psikologis. Proses psikologís sangat dominan mendasari hubungan antar manusia dan merupakan faktor utama yang dalam proses internalisasi, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.

1. Faktor imitasi
Imitasi atau tiruan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu diluar dirinya. Sebelum mengikuti statu hal, ia harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan diimitasi.
b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi
c. Seorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh penghargaan social yang tinggi.
Dari syarat diatas, imitasi merupakan proses hubungan antar manusia yang menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.

2. Faktor sugesti
Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Persyaratan untuk memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang adalah sebagaiberikut :
a. hambatan berpikir, karena rangsangan emocional, proses sugesti yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau pandangan orang lain.
b. Pikiran terpecah-pecah (disasosiasi), orang yang sedang mengalami pemikiran yang terpecah-pecah, mudah terjadi sugesti.
c. Otoritas atau prestise, proses sugesti cenderung terjadi pada orang-orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang mempunyai prestise social yang tinggi.
d. Mayoritas, orang akan mudah menerima pandangan ketika pandangan tersebut disokong oleh mayoritas atau sebagian besar golongan atau masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi tanpa pertimbangan lebih lanjut.
e. Kepercayaan penuh,penerimaan sikap atau pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut sudah ada pada diri individu yang bersangkutan.

3. Faktor identifikasi
Proses identifikasi berlangsung secara sadar (dengan sendirinya) irrasional, berdasarkan perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma dan cita-cita. Menurut Sigmund Freíd, identifikasi merupakan cara seseorang anak relajar norma social dari orang tuanya. Setelah usia pubertas, identifikasi dilakukan pada orang lain. Dalam hubungan antar manusia, identifikasi merupakan proses yang mendalam dibandingkan dengan imitasi. Dorongan utama untuk identifikasi adalah ingin mengikuti, menerima jejak orang lain yang dianggap ideal bagi dirinya.

4. Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain yang timbal aras dasar penilaian perasaan. Dorongan utama yang memunculkan simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja sama dengan orang lain.


MARRY PARKER FOLLET

Mary Parker Follet (3 September 1868- 18 Desember 1933) adalah seorang pekerja sosial Amerika, konsultan manajemen, dan pelopor dalam bidang teori organisasi dan perilaku organisasi. Ia juga mengarang beberapa buku dan banyak essay, artikel, dan pidato pada masa demokrasi. Bersama dengan Lilian Gilbreth, Mary Parker Follet adalah salah satu dari dua wanita hebat dan guru manajemen di awal teori klasik manajemen. Follet lahir di Massachusetts dan menghabiskan sebagian besar awal hidupnya di sana. Pada September tahun 1885, ia mendaftar di Anna Ticknor’s Society untuk mengembangkan pengetahuannya di rumah. Pada tahun 1898, ia lulus dari perguruan tinggi Radcliffe tetapi ditolak saat mendaftar gelar doctor di Harvard dengan alas an karena ia seorang wanita.

Teori Manajemen Klasik Mary Parker Follet
 Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Karena organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih maka  pengelolaan organisasi tidak akan lepas dari pembahasan kekuasaan.
Menurut keyakinan Mary Parker Follet, bahwa tak seorangpun dapat menjadi manusia utuh kecuali sebagai anggota suatu kelompok. Dengan itu juga Follet membenarkan pendapat Henry Fayol yang mengatakan bahwa pekerja dan manajemen mempunyai kepentingan yang sama sebagai anggota organisasi yang sama. Namun Follet juga percaya bahwa adanya perbedaan semua antara manajer dan bawahan menutupi hubungan alami ini. Follet berpendapat bahwa agar manajemen dan pekerja benar-benar dapat menjadi bagian dari suatu kelompok, pandangan tradisional harus ditinggalkan. Sebagai contoh, ia percaya bahwa kepemimpinan harusnya tidak datang dari kekuatan otoritas formal (tradisional), tetapi harus dari keahlian dan pengetahuan manajer yang lebih tinggi. Manajer cukup menjadi orang yang paling mempunyai bekal untuk memimpin kelompok.
Namun, dalam hal ini, pemikiran Mary Parker Folletmengenai circular behaviour atau perilaku yang saling mempengaruhi diantara anggota organisasi, perlu diperhatikan. Prinsip kekuasaan menurut Mary Parker Follet adalah tidak berada di atas tetapi bersama, sehingga distribution of power getting things done through other people,  sangat mudah dimengerti sebagai sebuah penjelasan apa itu manajemen dibanding pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh manajemen dan perilaku organisasi yang lain. itu menjadi sangat penting untuk manggerakkan organisasi.
Distribusi kekuasaan terjadi secara berjenjang dan mencerminkan penjenjangan organisasi, dari tingkat paling tinggi ke tingkat paling rendah. Masing-masing tingkat memiliki fungsi yang berbeda-beda namun terangkai dalam satu sistem jaringan organisasi yang saling melengkapi dan membutuhkan untuk mewujudkan tujuan organisasi secara bersama. Jadi, kolektifitas usaha itu tidak lain adalah rangkaian kegiatan dari masing-masing fungsi dalam sistem jaringan organisasi. Dengan kata lain, kerjasama untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran organisasi yang dilakukan oleh fungsi-fungsi organisasi atau unit-unit organisasi adalah sebuah usaha kolektif yang dilakukan oleh semua anggota organisasi.
Persepsi individu mengenai organisasi terbangun dalam proses belajar individu melalui komunikasi individu dengan kelompoknya. Selanjutnya, interaksi terjadi pula dalam komunikasi antar kelompok dalam struktur kelompok dimana pemimpin berperan. Yang terakhir, pemimpin melalui struktur dan disain organisasi serta kebijakan dan peraturan organisasi berusaha untuk membentuk budaya organisasi di tingkat sistem. Namun demikian, ketika obyek dari peratutan dan kebijakan organisasi, struktur dan disain organisasi, dan budaya organsasi adalah manusia dan kelompok maka interaksi yang saling mempengaruhi akan terjadi secara timbal balik. Inilah sebenarnya esensi perilaku sirkular dalam sebuah organisasi.

Pada struktur organisasi tampak jelas bagaimana pemimpin organisasi secara strtuktural bukan hanya mendistribusi sebagian kekuasaannya kepada jenjangnnn organisasi dibawahnya melalui para manajer namun juga mentransformasi gagasan-gagasan, sistem nilai serta kompetensi agar organisasi berjalan sesuai dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Mereka adalah rantai manajemen antar jenjang organisasi, yaitu para manajer. Para manajer ini yang memainkan peran strategis yaitu komunikasi dalam organisasi Dengan kata lain, para pemimpin organisasi di satu sisi membutuhkan dukungan anggota organisasi melalui jenjang–jenjang organisasi, namun di sisi yang lain menghendaki agar gagasan-gagasan mereka dijalankan dengan sistem nilai yang dikehendaki oleh organisasi. Disinilah sebenarnya proses interaksi yang saling mempengaruhi tersebut terjadi dimana setiap pemimpin unit organisasi adalah rantai manajemen pada setiap jenjang organisasi yang akan menjadi jembatan bagi transformasi gagasan dan kompetensi mengenai sistem nilai yang dikembangkan dalam organsiasi.
Masing-masing rantai manajemen mempunyai domain dan karakteristik keahlian manajerial yang berbeda,  juga dibidang dimensi waktu perencanaan serta Proses Manajemen. Semakin tinggi jenjang manajemen maka semakin stratejik proses manajemen dan berdimensi jangka panjang, oleh rena itu membutuhkan keahlian manajerial yang lebih bersifat konseptual. Sebaliknya, semakin rendah jenjang manajemen maka proses manajemen semakin taktis dan berdimensi waktu pendek sehingga keahlian manajerial juga semakin fokus kepda domain fungsi operatif manajemen.

Hubungan antar jenjang manajemen dijalin oleh rantai manajemen yaitu manajer-manajer fungsi. Peran manajemen sebagai proses Perencanaan hingga Pengendalian sangat krusial disini agar semua anggota organisasi bergerak dan berperilaku sesuai dengan harapan organisasi. Maka sistem pengendalian manajemen harus ada dan didisain sesuai dengan kebutuhan manajemen.

"Hukum situasi" adalah ide Follett untuk menemukan beberapa kebebasan dalamsebuah perusahaan, sebuah metode yang bos dapat  otoritasnya dengan bebas."Ketaatan kepada seseorang adalah perbudakan, tetapi ketaatan kepada situasikonsisten dengan dorongan demokrasi menuju pemerintahan sendiri, yang adalah" esensi dari manusia. "
"Pesanan" mengasingkan karyawan dengan menolak pemerintahan mereka sendiri. Seorang pemimpin terampil meminimalkan perintah dengan memfokuskanpengikut pada tuntutan situasi: "Pekerjaan kita adalah bukan bagaimana membuat orang untuk mematuhi perintah, tapi bagaimana untuk merancang metode yang kita dapat menemukan urutan integral situasi tertentu." Setelah situasi telah memberikanorder, "karyawan dapat mengeluarkan ke majikan, serta majikan kepada karyawan." Dengan kata lain, para pengikut sering pemimpin, dan pemimpinpengikutnya. Keterampilan pemimpin yang paling diabaikan adalah "persekutuan. Kemitraan mengikuti," kata Follet, adalah "dasar kepemimpinan industri" untukmenciptakan "tugas bersama dan tanggung jawab bersama."
Penekanan Follett tentang "persekutuan" tidak membuatnya pendukung dari beberapa ide radikal-yang asal sebayanya 'dieksplorasi dalam dua bab ,kekuatan itu adalah bottom up dan otoritas fiksi. Ketika dia mengatakan bahwa "otoritas tertinggi" adalah "ilusi," ia menyangkal finalitas, bukan wewenang. Karenahubungan dunia nyata tidak pernah satu arah, otoritas tidak mutlak, tetapi itu tidakberarti itu tidak ada. Dia hanya memperingatkan kuat bahwa ketaatan pengikut mereka 'tidak pernah murni pasif. Bentuk bundar kreatif pengalaman berarti bahwaselalu ada "datang-kembali."
Kekuatan hukum situasi bisa dilihat, Follet percaya, dalam kekalahannya dari presiden. Sebagai seorang ilmuwan politik muda, dia tidak setuju dengan ide Woodrow Wilson untuk perubahan struktural untuk meningkatkan hubungan antara eksekutif dan Kongres. Dua dekade kemudian, dengan Wilson di Gedung Putih, dia tidak setuju dengan pasca-Perang Dunia I berencana untuk Liga Bangsa-Bangsa untuk menjaga perdamaian. Follett jeli memperingatkan bahwa "kita tidak akan pernah mampu membuat penyelesaian internasional dan mendirikan beberapa kekuatan untuk menegakkan itu, penyelesaian harus seperti memberikan momentum tersendiri”

Kemudian, dalam tulisan-tulisan manajemen, dia kembali ke kegagalan Wilsons untuk memimpin Amerika Serikat ke Liga dihargai nya Bangsa. Alih-alih mengikuti hukum situasi, ia telah mencoba untuk memaksakan visi pribadinya pemerintahan dunia, memprovokasi kemarahan "pengikut" di Kongres untuk melawan dia. "Salah satu tragedi sejarah," menurut Follet, "adalah bahwa Woodrow Wilson tidak mengerti kepemimpinan.
Follett memperingatkan bahwa "semua pembicaraan tentang pengorbanan kepentingan yang ruinously sentimental." Untuk mencapai perdamaian, "kedaulatan  yang tidak didaulatkan”

Pesan ini tidak bisa lebih relevan dalam bisnis saat ini. Dalam hubungan karyawan tidak kurang dari urusan internasional, permohonan pengorbanan diri adalah Kesalahan sentimental Produsen harus menyerahkan sebagian kekuasaannya untuk mendapatkan semangat kepuasan dalam pabrik. "
Perusahaan harus melihat keluar untuk kepentingan laba dan produktivitas. Cara terbaik bagi pengusaha dan karyawan untuk datang bersama-sama tidak dengan mengorbankan kepentingan mereka tetapi dengan mengintegrasikan mereka.

Follett telah hancur pada bulan Desember tahun 1925 oleh kematian Isobel Briggs. Beberapa surat Follett yang bertahan dari periode ini dan membuktikan kesedihan. Namun dalam beberapa tahun, ia menemukan pasangan baru di Inggris yaitu Dame Kathrine Furse.Tahun-tahun terakhir di Inggris tidak selalu senang untuk Follett, menurut Dame Katharine, "sering menderita secara fisik," mungkin dari kanker terdiagnosis ditemukan setelah kematiannya.

Ide Follett tentang korporasi sebagai pribadi menawarkan lebih asli Model masyarakat dari konsep saat ini budaya perusahaan, sangat membantu dalam memperkuat keyakinan manipulator 'bahwa mereka dapat mengubah perilaku orang dan nilai-nilai tanpa mereka menyadarinya. Idenya pemimpin sebagai pengikut dan sebaliknya tidak moral mengisolasi manajer dalam cara bahwa banyak guru kepemimpinan hari ini kita lakukan dengan berfokus pada kepribadian pemimpin, implisit memisahkan mereka dari pengikut. Follett lebih mendalam menjelaskan bagaimana integrasi kepentingan dan keinginan orang tumbuh dalam kelompok tanpa realistis meminimalkan daya bos atau karyawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar